Orang-orang membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan, wawasan serta menjadi bahan dalam beropini. Bahkan informasi juga kerap digunakan sebagai acuan dasar dalam mengambil suatu keputusan.
Informasi sifatnya memberikan layanan atas ketersediaan data. Maka tujuan dari informasi yaitu mempersiapkan informasi untuk beragam kegiatan operasional serta dalam mengambil suatu keputusan.
Arti dari Informasi
Secara etimologis tafsir informasi berasal dari bahasa latin yaitu ”informationem” yang artinya garis besar, ilham maupun isyarat. Data bisa disajikan dalam berbagai wujud seperti catatan, bagan, lukisan, audio, film dan sebagainya. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, informasi adalah seluruh makna yang mendukung amanat yang tampak pada bagian-bagian amanat tersebut.
Informasi adalah sekumpulan kenyataan atau informasi yang diolah menggunakan metode khusus, hingga mempunyai atau memiliki maksud bagi penerima informasi tersebut. Informasi yang telah diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi sang akseptor berarti dapat membagikan wawasan maupun penjelasan.
Dengan demikian informasi menjadi basis data. Tak hanya itu, data juga bisa disampaikan suatu wawasan yang diperoleh dari aktivitas belajar mengajar, instruksi maupun pengalaman. Dapat pula dipaparkan jika arti data adalah sekumpulan kenyataan atau informasi yang sudah diproses dan diatur sedemikian rupa sehingga bisa menjadi sesuatu yang mudah dimengerti dan memberikan manfaat bagi penerimanya.
Berdasarkan arti dari informasi tersebut, kita bisa mengetahui bahwa arti data berbeda dengan arti dari informasi. Informasi merupakan kenyataan yang belum diketahui secara pasti kebenarannya dan belum diolah, lalu sesudah diolah dengan suatu metode maupun pengerjaan hingga bisa menjadi suatu data yang bermanfaat.
Akan tetapi tak semua informasi maupun kenyataan bisa diolah menjadi suatu data oleh pihak penerima. Bisa dikatakan, tak semua orang mendapatkan informasi yang sudah diolah dengan baik. Tentunya seluruh informasi dan transaksi elektronik di Indonesia telah mendapatkan perlindungan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Ciri-ciri Informasi
Ciri-ciri informasi yang berkualitas serta siap digunakan antara lain:
Akurat
Data untuk diolah haruslah akurat dan diproses menggunakan sistem sesuai prosedur untuk bisa menghasilkan informasi akurat.
Relevansi
Hasil informasi sesuai kebutuhan dan berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.
Ketepatan Waktu
Ketersediaan informasi terbaru ketika dibutuhkan merupakan prioritas utama dalam menjaga kualitas informasi. Keterlambatan datangnya informasi tak bermanfaat untuk pengguna informasi.
Kelengkapan
Informasi harus bisa menjawab kebutuhan atau pertanyaan pengguna. Informasi bisa dikatakan lengkap bila bisa menjawab kebutuhan pengguna.
Manfaat Informasi
Ada beberapa manfaat informasi yang berkualitas untuk penggunanya, antara lain:
- Menambah pengetahuan
- Mengurangi ketidakpastian yang dialami pengguna informasi
- Mengurangi risiko terjadinya kegagalan
- Mengurangi keanekaragaman yang tak dibutuhkan
- Memberi aturan, standar, ukuran serta keputusan dalam menentukan pencapaian target dan tujuan
Baca juga : Tips Efisien dalam Mencari Berita dan Informasi
Tipe Informasi
Tipe dari informasi ini sendiri bisa dikelompokkan menjadi 4 tipe. Berikut pembahasan selengkapnya.
1. Tipe Data Bersumber pada Karakternya
Bersumber pada sifat atau karakternya dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Aktual
Aktual adalah data yang sumbernya berasal dari kenyataan dan kebenarannya bisa dibuktikan.
b. Rancangan
Rancangan maupun pandangan adalah data yang sumbernya berasal dari opini seseorang mengenai suatu hal.
c. Cerita
Cerita adalah data yang dibuat dengan wujud uraian detail yang menjelaskan tentang suatu hal.
2. Tipe Data Bersumber pada Kegunaan dan Fungsinya
Bersumber pada kegunaan atau fungsinya yaitu:
– Data yang menambah wawasan adalah data yang isinya dapat menambah wawasan terkini bagi seseorang.
– Data yang bersumber pada penyajiannya adalah data yang disajikan atau diinformasikan ke sebagian wujud, contohnya seperti catatan, bagan, lukisan, audio, film dan sebagainya.
3. Tipe Data Bersumber dari Aspek Kehidupan
Tipe data ini dibuat dalam beberapa jenis, contoh seperti data kesehatan, data pendidikan, data bidang usaha, data berolahraga dan sebagainya.
4. Tipe Data Bersumber dari Posisi Peristiwa
Tafsir data dengan sumber dari posisi peristiwa adalah data yang dibuat dengan sumber berasal dari posisi suatu peristiwa. Tipe data ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu data di dalam negeri dan data luar negeri.
Baca juga : Bijak dalam Menyaring Informasi di Era Digital
Pentingnya Kemampuan Memahami Informasi atau Literasi di Era Digital
Seiring dengan perkembangan dunia digital, teknologi bukan lagi menjadi hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari banyak kalangan masyarakat. Teknologi sudah menghadirkan berbagai manfaat dan kemajuan untuk kehidupan manusia hingga semakin masif digunakan.
Akan tetapi, sebaiknya teknologi tak serta merta bisa digunakan tanpa memiliki suatu kemampuan khusus sebab selain memiliki dampak positif, ada pula dampak negatif di dalamnya. Pada tahun 2015 Word Economic Forum menetapkan bahwa masyarakat harus memiliki salah satu keahlian yaitu literasi dasar, di mana literasi digital termasuk di dalamnya.
Pada artikel Kompas.com yang mengutip buku yang karya Devri Suhendi dengan judul Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021), literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan pengguna untuk memanfaatkan media digital, seperti jaringan internet, alat komunikasi dan sebagainya.
Berikutnya, penjelasan mengenai kecakapan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan cerdas, bijak, cermat dan tepat sesuai dengan fungsinya (Putri, V. K. M., 2021).
Maka literasi digital bisa dibagi dalam dua kelompok keahlian, yaitu literasi teknologi dan literasi informasi. Keahlian teknis atau literasi teknologi artinya pemahaman tentang perangkat teknologi digital, termasuk kemampuan dalam penggunaan perangkat tersebut.
Sementara literasi informasi artinya kemampuan untuk mengidentifikasi, memetakan, mengolah dan menggunakan informasi digital dengan optimal (Kemendikbud, 2017). Masyarakat tentu harus memiliki kedua jenis keahlian tersebut pada era digital saat ini, terutama keahlian literasi informasi yang sangat penting di dunia teknologi informasi dan komunikasi.
Mengapa Literasi Informasi Dianggap Penting?
Erat kaitannya dengan berkembangnya teknologi, arus informasi semakin masif dan cepat. Hal ini menjadi suatu tantangan yang paling kuat dengan keberadaan teknologi informasi dan komunikasi. Hanya dengan menggunakan smartphone dan internet, masyarakat bisa dengan mudah menerima, menyebar serta bertukar informasi, baik informasi yang sifatnya positif ataupun negatif.
Mengenai hal tersebut, peran literasi informasi adalah untuk memilah, memahami serta menggunakan informasi dengan baik agar masyarakat tak mudah terpengaruh oleh informasi-informasi ataupun berita-berita palsu (hoax).
Tantangan yang lain adalah pada informasi ataupun konten di internet yang sifatnya negatif seperti konten SARA, pornografi dan lainnya. Tentunya konten-konten tersebut tak sesuai dengan budaya Indonesia dan berdampak buruk untuk pertumbuhan anak-anak serta remaja.
Tak hanya itu saja, akses terhadap konten internet yang bersifat negatif juga terbuka dan sangat mudah untuk dibuka oleh siapa pun. Hal itu sulit dicegah dari luar dan diperlukan adanya kemampuan serta bimbingan literasi untuk memahami informasi dari diri mereka sendiri.
Nantinya kemampuan literasi informasi membuat para pengguna teknologi memahami bahwa mereka harus memilah dan mengabaikan konten-konten yang bersifat negatif.
Contoh negatif lainnya adalah konten-konten viral atau tren yang ada di media sosial. A. Kasandra Putranto menyebutkan bahwa “Pada dasarnya, saat ini semua orang saling berlomba mengejar fame and fortune (kepopuleran dan keberuntungan). Beragam upaya dilakukan dalam meraih cita-cita tersebut di era digital (Pemita D., 2021).
Kaitannya dengan hal itu, bisa dilihat bahwa ada berbagai berita dan kasus bahwa banyak orang mengikuti tren tersebut dan menimbulkan korban luka bahkan meninggal. Dalam mengikuti tren masyarakat harus cermat dan cerdas, memakai kemampuan literasi informasi agar memahami dan bisa menganalisis bahaya dari tren-tren tersebut, baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain.
Cara Tepat dalam Memilah Informasi
Mengenai literasi informasi, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah memilah informasi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memilah informasi, antara lain:
1. Membaca secara menyeluruh
Klik dan iklan adalah salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan di internet. Judul artikel ataupun berita nantinya dibuat semenarik mungkin agar jumlah kliknya tinggi, bahkan kerap tak sesuai isi dan bersifat provokatif. Hal ini dikenal dengan istilah clickbait.
Oleh sebab itu, masyarakat yang menjumpai hal-hal semacam ini harus membuka dan membaca isinya terlebih dahulu sebelum membagikan atau menyebarluaskannya. Tak hanya itu, mereka juga harus memastikan kebenaran informasinya sudah sesuai judul agar tak turut serta dalam menyebar hoax.
2. Membandingkan dengan website/situs lainnya
Jika judul dan isi sudah sesuai, masyarakat juga perlu membandingkan informasi tersebut dengan website atau situs lainnya untuk memastikan kebenaran informasi. Dengan membandingkan, masyarakat bisa melihat sudut pandang berbeda dari pembahasan konten, apakah pro, kontra ataupun netral.
3. Membaca informasi dari sumber terpercaya
Website atau sumber yang terpercaya sebaiknya menjadi referensi dalam mengambil informasi. Sebagai contoh artikel berita dan laporan. Tentu mereka lebih terpercaya dibandingkan dengan website yang mudah diubah atau diganti oleh orang lain. Jika sumbernya media sosial, sebaiknya cari informasi dari akun yang sudah terverifikasi oleh platform media sosial tersebut untuk keakuratan informasi.
4. Memakai fitur filter di media sosial untuk memilah informasi
Sebenarnya beberapa platform media sosial telah menyediakan fitur untuk menyaring konten-konten yang bisa muncul. Dengan demikian fitur tersebut bisa digunakan untuk meminimalisir kemunculan konten-konten negatif dan tak sesuai. Hal ini bisa menjadi salah satu langkah preventif untuk dilakukan.
5. Jangan menyebar konten pornografi, SARA maupun informasi pribadi
Mengenai hal ini, menyebar konten-konten negatif tersebut bisa menimbulkan konflik yang tak diinginkan. Oleh sebab itu akan lebih bermanfaat jika informasi yang disebarluaskan adalah informasi yang bermanfaat, misalnya tentang pendidikan, budaya, teknologi, kesehatan, olahraga, hiburan dan beragam konten positif lainnya.
Dalam upaya mewujudkan literasi informasi agar menjadi kenyataan diperlukan partisipasi semua kalangan. Pihak keluarga bisa memberikan bimbingan serta menciptakan lingkungan sekitar yang baik bagi anak-anak ataupun remaja agar mereka bisa memahami dan mempunyai kesadaran pada literasi informasi.
Salah satu contoh upaya nyata yang sudah dilakukan oleh Pemerintah adalah adanya program Gerakan Literasi Nasional bagi 3 lapisan masyarakat, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Upaya-upaya itu penting untuk dilaksanakan, akan tetapi upaya-upaya itu tak akan bisa membuahkan hasil jika tak ada kesadaran dari setiap individu mengingat mereka sendiri yang menjadi penentu tindakan serta perbuatan yang dilakukan.